KOMPAS.com - Baru-baru ini muncul kabar bahwa Intel menghentikan pengembangan dua chip Atom. Hal tersebut boleh jadi mengindikasikan niat Intel untuk keluar dari bisnis prosesor smartphone dan tablet setelah tak kunjung meraih sukses selama bertahun-tahun.
Raksasa chip tersebut tengah berbenah untuk mengubah arah bisnis perusahaan. Bulan lalu CEO Intel Brian Krzanich dengan tegas mengatakan bahwa Intel bukan lagi sebuah perusahaan PC.
“Strategi kami adalah mentransformasikan Intel dari perusahaan PC menjadi perusahaan yang menggerakkan cloud dan miliaran perangkat pintar yang terkoneksi ke internet,” tulis Krzanich dalam sebuah pernyataan mengenai sikap masa depan Intel.
Dirangkum KompasTekno dari PC World, Senin (2/5/2016), sebanyak 40 persen pendapatan Intel, berikut 60 persen dari margin profitnya, kini disumbang oleh sektor industri di luar PC.
Krzanich pun merasa sekarang saat yang tepat untuk melakukan transisi dengan bertumpu pada lima pilar baru perusahaan.
Pilar pertama adalah cloud dan data center, termasuk server dan teknologi virtualisasi. Seperti Microsoft, Intel juga melihat cloud sebagai pendorong bisnis di masa depan. Prosesor Intel Xeon dikenal banyak digunakan di ranah ini, sebagai penggerak komputer server.
Kedua, Internet of Things (IoT). PC dan gadget mobile hanyalah dua dari banyak jenis perangkat yang tersambung ke cloud dalan konsep IoT. Krzanich mengatakan Intel akan memfokuskan upaya pengembangan perangkat IoT di sektor otomotif, industrial, dan retail.
Meskipun begitu, itu bukan berarti Intel akan benar-benar melupakan chip untuk PC. Intel masih akan merilis chipset baru, hanya saja fokusnya akan lebih condong ke arah sektor lain.
Fokus ketiga adalah memori dan programmable solution (FPGA). Krzanich menggaris bawahi teknologi 3D XPoint dari Intel yang jauh lebih cepat dibandingkan medium SSD saat ini dan bisa dipakai sebagai memori atau media penyimpanan server.
Lalu keempat adalah 5G, teknologi konektivitas masa depan yang bakal membuka jalan untuk cloud dan aneka perangkat IoT yang selalu terhubung ke internet. Intel membuat aneka perangkat pendukung untuk ekosistem 5G, dari modem hingga base station.
Terakhir, pilar kelima adalah sektor manufacturing dan fabrikasi chip yang menjadi penyokong keempat pilar lain di atas. Mengikuti hukum Moore, teknologi manufaktur yang dimiliki Intel, menurut Krzanich, bakal terus meperkecil ukuran transistor sehingga membuat aneka macam prosesor lebih hemat daya, lebih kecil, dan lebih berkinerja.
“Cloud dan data center, Internet of Things, serta memori dan FPGA akan disatukan oleh konektivitas dan ditingkatkan oleh ekonomi hukum Moore sehingga memberikan masa depan yang kuat dan dinamis bagi Intel,” ujar Krzanich.
Raksasa chip tersebut tengah berbenah untuk mengubah arah bisnis perusahaan. Bulan lalu CEO Intel Brian Krzanich dengan tegas mengatakan bahwa Intel bukan lagi sebuah perusahaan PC.
“Strategi kami adalah mentransformasikan Intel dari perusahaan PC menjadi perusahaan yang menggerakkan cloud dan miliaran perangkat pintar yang terkoneksi ke internet,” tulis Krzanich dalam sebuah pernyataan mengenai sikap masa depan Intel.
Dirangkum KompasTekno dari PC World, Senin (2/5/2016), sebanyak 40 persen pendapatan Intel, berikut 60 persen dari margin profitnya, kini disumbang oleh sektor industri di luar PC.
Krzanich pun merasa sekarang saat yang tepat untuk melakukan transisi dengan bertumpu pada lima pilar baru perusahaan.
Pilar pertama adalah cloud dan data center, termasuk server dan teknologi virtualisasi. Seperti Microsoft, Intel juga melihat cloud sebagai pendorong bisnis di masa depan. Prosesor Intel Xeon dikenal banyak digunakan di ranah ini, sebagai penggerak komputer server.
Kedua, Internet of Things (IoT). PC dan gadget mobile hanyalah dua dari banyak jenis perangkat yang tersambung ke cloud dalan konsep IoT. Krzanich mengatakan Intel akan memfokuskan upaya pengembangan perangkat IoT di sektor otomotif, industrial, dan retail.
Meskipun begitu, itu bukan berarti Intel akan benar-benar melupakan chip untuk PC. Intel masih akan merilis chipset baru, hanya saja fokusnya akan lebih condong ke arah sektor lain.
Fokus ketiga adalah memori dan programmable solution (FPGA). Krzanich menggaris bawahi teknologi 3D XPoint dari Intel yang jauh lebih cepat dibandingkan medium SSD saat ini dan bisa dipakai sebagai memori atau media penyimpanan server.
Lalu keempat adalah 5G, teknologi konektivitas masa depan yang bakal membuka jalan untuk cloud dan aneka perangkat IoT yang selalu terhubung ke internet. Intel membuat aneka perangkat pendukung untuk ekosistem 5G, dari modem hingga base station.
Terakhir, pilar kelima adalah sektor manufacturing dan fabrikasi chip yang menjadi penyokong keempat pilar lain di atas. Mengikuti hukum Moore, teknologi manufaktur yang dimiliki Intel, menurut Krzanich, bakal terus meperkecil ukuran transistor sehingga membuat aneka macam prosesor lebih hemat daya, lebih kecil, dan lebih berkinerja.
“Cloud dan data center, Internet of Things, serta memori dan FPGA akan disatukan oleh konektivitas dan ditingkatkan oleh ekonomi hukum Moore sehingga memberikan masa depan yang kuat dan dinamis bagi Intel,” ujar Krzanich.
Comments